28 April 2025
Seperti yang menjadi pengetahuan umum, pengembangan teknologi AI semakin hari semakin pesat. Masuknya AI ke dalam berbagai segmen kehidupan nyata-nyata membawa banyak pengaruh baik. Namun demikian, pengembangan ini tetap harus disertai dengan penerapan etika AI secara ideal, sehingga teknologi yang ada tidak kemudian melewati batas-batas kewajaran yang ada.
Meskipun kemampuan AI terus berkembang dengan pesat, ada beberapa batasan yang harus diperhatikan. Pertama, AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatih dan mengembangkannya. Jika data yang digunakan tidak representatif atau bias, maka keputusan yang diambil oleh AI dapat menjadi tidak akurat atau tidak adil. Misalnya, jika data yang digunakan untuk melatih sistem pengenalan wajah hanya mencakup kelompok tertentu dengan warna kulit yang dominan, AI tersebut mungkin tidak dapat mengenali wajah
orang dengan warna kulit yang berbeda secara efektif.
Selain itu, AI cenderung memiliki kesulitan dalam memahami konteks yang lebih luas, seperti humor, emosi, atau ironi, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan manusia secara efektif. AI mungkin dapat menghasilkan respon yang
tepat secara teknis, tetapi tidak sepenuhnya memahami nuansa dan makna yang terkandung dalam komunikasi manusia.
Apa itu etika AI?
Etika adalah seperangkat prinsip moral yang membantu kita membedakan antara benar dan salah. Etika AI adalah bidang multidisiplin yang mempelajari cara mengoptimalkan dampak menguntungkan dari kecerdasan buatan (AI) sambil mengurangi risiko dan hasil yang merugikan.
Kekhawatiran Utama AI Saat Ini!
Sementara aturan dan protokol dikembangkan untuk mengelola penggunaan AI, komunitas akademik telah memanfaatkan Laporan belmonnt sebagai sarana untuk memandu etika dalam penelitian eksperimental dan pengembangan algoritmik. Ada tiga prinsip utama yang dihasilkan dari Laporan Belmont yang berfungsi sebagai panduan untuk eksperimen dan desain algoritma, yaitu:
1.Hormati Manusia: Prinsip ini mengakui otonomi individu dan menjunjung tinggi harapan bagi para peneliti untuk melindungi individu dengan otonomi yang berkurang, yang dapat disebabkan oleh beberapa situasi seperti penyakit, gangguan mental, batasan usia. Prinsip ini terutama menyentuh gagasan persetujuan. Individu harus menyadari potensi risiko dan manfaat dari eksperimen apa pun yang mereka ikuti, dan mereka harus dapat memilih untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri kapan saja sebelum dan selama eksperimen berlangsung.
2. Kemanfaatan: Prinsip ini diambil dari etika perawatan kesehatan, yang mana para dokter bersumpah untuk "tidak membahayakan." Ide ini dapat dengan mudah diterapkan pada kecerdasan buatan di mana algoritma dapat memperkuat bias seputar ras, jenis kelamin, kecenderungan politik, dan sebagainya, meskipun ada niat untuk berbuat baik dan meningkatkan sistem tertentu.
3. Keadilan: Prinsip ini membahas isu-isu seperti persamaan dan kesetaraan. Siapa yang seharusnya memperoleh manfaat dari eksperimen dan machine learning? Laporan Belmont menawarkan lima cara untuk mendistribusikan beban dan manfaat, yaitu melalui:
• Bagian yang sama
• Kebutuhan individu
• Upaya individu
• Kontribusi social
• Prestasi
Manfaat dari Penerapan Etika Ini
Secara umum, manfaat yang diperoleh dari penerapan etika-etika ini, baik dalam eksperimen atau dalam penerapannya secara praktis sebagai solusi, adalah sebagai berikut.
Artikel Lainnya di Crosstechno: